Created by Om_sip
Salam Hangat
Apa kabar nenekku...yang kini terasing dalam jeruji kebebasan
aku mungkin tak mengenal siapa engkau
engkau pun mungkin tak mengenal aku
tapi aku berharap semoga
tarian pena ku ini dapat memberi arti
dan sedikit penghiburan yang tak kunjung tiba
pada hari-hari penantianmu
Nek...sebenarnya aku malu merangkai pengharapan
dan perhatian hanya dalam secarik kertas usang
yang tak akan sebanding dengan jasamu dulu...
saat tanganmu masih kuat, saat tubuh wanitamu
perkasa menimang anak-anakmu, saat engkau dengan rela
menyerahkan jiwa raga memupuk benih mungilmu...
Nek...lihatlah dirimu kini yang hanya terbungkus kulit renta
dengan beberapa lilitan otot lemah yang mulai lekat pada tulang
ringkih mu...kau hanya bisa duduk dikursi jalanmu dan mungkin kau hanya
bisa terbaring diranjang sakitmu, atau kau hanya bicara
sepanjang hari dengan rekan pengasinganmu...entah apa saja yang
engkau bicarakan(semoga itu bukan serapah untuk anakmu)...
dan terkadang disela hari kosongmu yang panjang kau merangkai sesuatu
dengan tangan gemetarmu sembari memaksa waktu kembali dimana
engkau dan anakmu merajut hari-hari bahagia...
Aku tahu nek...di saat pagi menjelang kau segera bergegas bangun
menengok kanan kiri seperti orang linglung berharap suara riang cucu
kecilmu memanggil, namun ternyata kau hanya sendiri disudut ruang
sempit bersama teman sepimu itu pun bila nasib mu baik...
Tangan-tangan iba yang tak kau harapkan menjadi satu-satunya
tongkat penyambung hidupmu...
Kau sering bertanya pada hatimu yang mulai mengering...
"Kemanakah dunia membawa anakku pergi...,Siapa yang mencongkel mata
hatinya sehingga anakku buta...,mengapa mereka mengajak cucuku berlayar
menjauh dari pelabuhan hatiku..."
Hanya tangis yang bergulir di sela mata sendumu, bukan karena penyesalan
jiwa seorang ibu melainkan kikisan pilu hati yang terlupakan...
Nenekku yang kusayangi (Meski tak kukenal engkau)...pun kau merasa
terbuang dari jiwa durhaka, kau coba tegar berkarang menghadang galau
rindumu, kau sisihkan sedikit ruang batin bagi buah cintamu,
kebijaksanaan menuntun engkau untuk slalu memahami dan memaafkan
perbuatan anakmu (walau tak selalu) diantara pemberontakan naluri
wanitamu...
Ketahuilah nek...anakmu ini sebenarnya ingin kau selalu mendapatkan
yang terbaik (dengan cara yang tak kau mengerti), karena waktu telah
menyandranya dalam kesibukan, tidak ada lagi waktu baginya untuk
menorehkan tinta cinta pada lembaran hidupmu (semoga bukan karena merasa
repot)...percayalah nek, dalam lubuk hatinya dirimu selalu ada dan akan
mengakar dalam setiap syaraf otak sampai akhir perjalanannya (mungkin bila
kau sudah tak menjejak bumi)...
janganlah kau khawatir nek, disudut gelap nurani masih tersisa butiran kasih
walau tak sebanyak yang kau harapkan, tapi lihatlah ketulusan yang terpancar
dari lentera hati...
Nenek yang aku kasihi...jangan engkau khawatir dengan bilur lukamu, aku akan
segera datang membawa seteguk kerinduan agar engkau dapat mengusir sepi hatimu
dan yahkinlah masih ada anak-anak dunia yang akan selalu menghiburmu.
aku juga akan selalu berdoa pada Tuhan agar bait-bait sedihmu ini dapat
mentahirkan buta mata hati anak-anakmu...Amin.
Salam rinduku untukmu dan temanmu....