Kehidupan itu dari waktu ke waktu, dari zaman ke zaman, hanya ada satu hal yang konsisten dan terus bergulir yaitu "Perubahan". Semua mahkluk dan seluruh isi alam semesta ini tidak pernah luput dari perubahan, bahkan kehidupan kita, tubuh kita tiap tahun, bulan, hari dan bahkan detik ada yang berubah dan tidak akan sama. Perubahan-perubahan zaman selalu meninggalkan jejak-jejak peninggalan yang dapat kita lihat pada saat ini, dan perubahan itu selalu berproses dari waktu ke waktu. Perubahan yang terjadi bukanlah tanpa suatu halangan dalam perjalanannya dan halangan yang muncul tak lain dalam bentuk "Resistensi".
Resistensi muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap perubahan karena perubahan tersebut dianggap mengancam eksistensi, dan adanya rasa nyaman dengan kondisinya. Resistensi dapat muncul dalam berbagai bentuk seperti perlawanan, dan mempertahankan diri, Contoh konkrit yang baru-baru saja terjadi di DKI Jakarta yaitu penggusuran kampung Pulo, pemerintah pada dasarnya menginginkan perubahan dengan mengembalikan fungsinya sebagai bantaran sungai, terlepas bagaimana pemerintah mencoba melakukan perubahan, akhirnya muncul perlawanan dari warga sebagai bentuk resistensi. Ada banyak pendapat yang menyatakan bahwa cara pemerintah yang dianggap kasar dalam melakukan relokasi menjadi penyebab munculnya resistensi warga, tetapi apakah dengan pendekatan lebih persuasif akan eniadakan resistensi warga? jawabannya "Tidak". Resistensi akan tetap ada selama ada pihak-pihak yang merasa kepentingannya terganggu dan terancam, tetapi resistensi dapat berkurang bahkan hilang sama sekali ketika pemimpin mau menjembatani penghalang yang ada dan menjadikannya dorongan untuk berubah.
Perubahan adalah syarat mutlak untuk menghadapi kehidupan yang dinamis, karena kita sebagai manusia harus terus cepat beradaptasi dan beradaptasi dengan perubahan atau bila tidak cepat atau lambat maka kita tergerus oleh perubahan itu sendiri. Berubah tidak perlu dari hal-hal yang besar, tetapi mulai perubahan dari diri sendiri, karena perubahan untuk menjadi lebih baik hanya dapat terjadi atas kemauan kita sendiri. Mulailah perubahan itu dengan sebuah senyuman....
Resistensi muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap perubahan karena perubahan tersebut dianggap mengancam eksistensi, dan adanya rasa nyaman dengan kondisinya. Resistensi dapat muncul dalam berbagai bentuk seperti perlawanan, dan mempertahankan diri, Contoh konkrit yang baru-baru saja terjadi di DKI Jakarta yaitu penggusuran kampung Pulo, pemerintah pada dasarnya menginginkan perubahan dengan mengembalikan fungsinya sebagai bantaran sungai, terlepas bagaimana pemerintah mencoba melakukan perubahan, akhirnya muncul perlawanan dari warga sebagai bentuk resistensi. Ada banyak pendapat yang menyatakan bahwa cara pemerintah yang dianggap kasar dalam melakukan relokasi menjadi penyebab munculnya resistensi warga, tetapi apakah dengan pendekatan lebih persuasif akan eniadakan resistensi warga? jawabannya "Tidak". Resistensi akan tetap ada selama ada pihak-pihak yang merasa kepentingannya terganggu dan terancam, tetapi resistensi dapat berkurang bahkan hilang sama sekali ketika pemimpin mau menjembatani penghalang yang ada dan menjadikannya dorongan untuk berubah.
Perubahan adalah syarat mutlak untuk menghadapi kehidupan yang dinamis, karena kita sebagai manusia harus terus cepat beradaptasi dan beradaptasi dengan perubahan atau bila tidak cepat atau lambat maka kita tergerus oleh perubahan itu sendiri. Berubah tidak perlu dari hal-hal yang besar, tetapi mulai perubahan dari diri sendiri, karena perubahan untuk menjadi lebih baik hanya dapat terjadi atas kemauan kita sendiri. Mulailah perubahan itu dengan sebuah senyuman....