Maafkan aku...
jika aku tak bisa meneruskan tarianku
jika selendang merah kuning itu telah lusuh oleh waktu
jika geliat tangan dan kaki tidak lagi sesuai dengan irama lagunya...
dan jika malam telah mengusaikan lagu hatiku...
Dendangkan sekali lagi...
agar aku bisa menghentakkan kakiku yang lunglai
masihkah bisa aku menghafal gerakan gambyong
atau jentikan sirih dan ayam jago...
doakan agar aku tidak lupa...
saat itu kau akan mengerti...
jiwaku bukan lagi milikku
dan diriku ini tinggallah kehampaan
lunglai tak berdaya dalam alunan melodi lagu...
tak ada lagi senandung hati
yang terngiang dalam setiap nafas
setiap langkah, setiap gerak...
hanya dengungan ketakutan yang t'lah
tenggelamkanku dalam riak-riak kekalutan...
Maafkan...maafkan aku
biarkan kujadikan bayangmu
sebagai inspirator gerak tariku
karena engkau adalah bagian
dari setiap gerak hidupku...
Hasil dari sebuah kolaborasi